Posted by : ismailamin
Senin, 10 Agustus 2015
Assalamu ‘laikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Saudara-saudaraku kaum salafi yang baik hatinya, penuh
dengan cahaya iman tauhid, pewaris Islam yang sesuai dengan manhaj Salafush
Shalih, perkenankan saya menasehati kalian, agar tidak terjebak dari tipu daya
Iblis yang sedemikian halusnya, seperti langkah-langkah semut hitam, diatas batu
hitam, dimalam yang gelap gulita. Tahukah kalian, parade tauhid Indonesia yang
kalian pelopori itu, justru penuh dengan amalan bid’ah, yang kalian sendiri
selama ini ajarkan pada umat Islam Indonesia. Nasehat ini, agar kalian tidak
terjebak pada syubhat, dan segera sadar, bahwa amalan bid’ah itu akan membuat
umat ini lalai dari sunnah-sunnah Nabiullah Muhammad Saw.
Akhi, antum tahu awal mula ide Parade Tauhid Indonesia itu
muncul?
Ternyata, sebagai tantangan dari Parade Salib yang diadakan
gerejawan sekota Solo pada peringatan HUT kota Solo ke 270. Dalam parade
tersebut ada barisan pemanggul salib sebanyak 270 orang, yang menyimbolkan HUT
Solo ke 270.
Nah, ide parade tauhid Indonesiapun muncul, yg disebut
diadakan untuk memperingati HUT ke 70 kemerdekaan RI. Tahukah antum, dari sisi
mana parade ini disebut berbahaya bagi aqidah ummat?
Pertama, selama ini maulid Nabi Muhammad Saw disebut sebagai
amalan bid’ah karena meniru tradisi dan kebiasaan umat Kristiani yang juga
memperingati kelahiran Yesus Kristus, demikian juga peringatan ulang tahun atau
perayaan tahun baru, yang juga disebut amalan bid’ah dan umat Islam dilarang
untuk ikut2 melakukannya, dengan alasan amalan tsb meniru2 [tasyabbuh] tradisi
dan kebiasaan umat Kristiani… kalau ternyata ide parade tauhid justru lahir
dari parade salib, ini namanya tasyabbuh… meniru2 umat Kristiani dalam syiar
agama, adalah haram hukumnya… kalau parade salib ada barisan pemanggul salib
berjumlah 270 orang sebagai simbol HUT Solo yang ke-270, apa parade tauhid yang
dilakukan untuk menyambut HUT RI ke-70, cukup 70 orang saja yang boleh
mengacungkan jari telunjuknya sebagai simbol tauhid yang sedang memperingati
HUT RI ke-70? atau simbol HUT RI ke-70nya apa? menyanyikan lagu Indonesia Raya?
ingat akhi nasehat antum selama ini, paham nasionalisme itu paham sekuler dan
haram bagi umat Islam untuk meyakini dan membelanya.
Tahukah antum akhi, melakukan parade untuk memperingati HUT
negaranya itu kebiasaan rakyat Iran. Dan bukankah rakyat Iran itu mayoritas
Syiah akhi? kok mau ikut-ikutan sama orang-orang Syiah yang “sesat dan kufur”
itu?.
Ini contoh foto parade rakyat Iran dalam merayakan
kemenangan revolusi Islam di negaranya dan menjadi parade perayaan kemerdekaan terbesar di dunia:
Kedua, kalau maulid [HUT] Nabi Muhammad Saw selama ini kalian sebut
sebagai amalan bid’ah, lho kok mau memperingati HUT Kemerdekaan RI? apa
kelahiran RI lebih layak diperingati dan lebih sakral dari kelahiran Nabi
Muhammad Saw, sampai pake ramai-ramai dan demonstratif segala? apa itu pernah
dicontohkan Nabiullah Muhammad Saw dan para sahabatnya? atau siapa ulama dari
kalangan salafush saleh yang pernah melakukannya, apalagi itu dikaitkan dengan
ulang tahun kemerdekaan suatu negara?.
Sekedar mengingatkan, ini dari penggalan fatwa dari Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin, ulama mufti Arab Saudi yang antum yakini sebagai ulamaf bermanhaj Salaf mengenai bid'ahnya penyelenggaraan maulid Nabi Muhammad Saw, nah apalagi jika yang hendak disyukuri itu HUT sebuah negara:
Ketiga, bersyukur adalah bagian dari ibadah. Apakah Nabi Saw
dan kalangan salaf saleh dari umat ini pernah mencontohkan menunjukkan
kesyukuran dengan cara melakukan parade? apalagi sampai membawa-bawa penyebutan
tauhid segala.
Keempat, kalau selama ini antum menolak bahkan menentang
keras istilah “Islam Nusantara”, dengan dalih, “Islam ya Islam saja, ngapain
ada Islam Nusantara segala…”. Kok sekarang antum malah memperkenalkan istilah “Tauhid
Indonesia”? ini namanya in konsisten akhi, sebab nanti bisa saja ada “Tauhid
Sulawesi, Tauhid Jawa, Tauhid Papua, Tauhid Malaysia” dll. Penyebutan Tauhid
Indonesia, malah mereduksi makna sakral dari tauhid itu. Tidak ada contoh dari
kalangan salaf yang saleh bahwa tauhid itu bisa dinisbatkan dengan nama suatu
suku, bangsa ataupun negara. Kalau mau parade, ya parade saja, tidak usah
dikait-kaitkan dengan tauhid segala. Bisa menjamin, semua yang bakal ikut
parade itu adalah orang-orang yang telah benar tauhidnya?.
Kelima. selama ini antum kan menentang sistem demokrasi,
bahkan menyebut itu sistem kufur dan bentuk tasyabbuh pada orang-orang kafir.
Tahukah antum, sistem demokrasi itulah yang sampai sekarang menjaga NKRI
sehingga masih tetap utuh, bahkan sampai merayakan kemerdekaannya yang ke-70,
kalau sistem ini antum tentang, lho kok bersyukur sistem ini telah bertahan
sampai 70 tahun lamanya? bahaya lho akhi, memiliki keyakinan yang ngawur… apalagi
kemudian itu dipamer didepan umum…
Keenam, orang-orang Arab Mekah melalui dakwah Nabi Muhammad
Saw dan generasi awal umat Islam, telah berhasil dimerdekakan dari penjahahan
dan penindasan rezim kafir Quraysh yang korup dan rentenir, tapi Nabi Saw dan
umat Islam saat itu tidak pernah mencontohkan mensyukuri nikmat kemerdekaan itu
dengan melakukan parade tauhid untuk memperingati terbebasnya kota Mekah…
lantas parade tauhid itu apa landasan hukumnya akhi? kalau antum berkeyakinan ini bukan masalah ibadah, artinya antum sadar,
yang antum lakukan adalah hal yang sia-sia.. kok ya mau repot2 berkumpul
dijalan, berpanas-panas, berteriak-teriak mengacungkan jari telunjuk, namun
bukan diniatkan untuk ibadah karena Allah Swt?.
Ketujuh, akhi, tahu efek dari parade tauhid ini? nanti bisa
saja muncul, parade puasa. Dan itu hanya bakal menjadi bahan tertawaan mereka
yang anti Islam. Puasa saja tampak konyol untuk bisa diparade kan apalagi
tauhid?. Tauhid itu masalah iman, amalan batin yang paling utama dan paling
tinggi derajatnya, yang meski amalan lahiriah menunjukkan tanda-tanda
ketauhidan namun jika tidak dibarengi ketauhidan batiniah, maka tauhid itu
rontok dengan sendirinya. Yang tahu seseorang benar-benar berpuasa atau tidak,
hanya Allah Swt dan yang bersangkutan, jadi memparadekannya tentu jadi konyol,
begitupun dengan tauhid itu. Bagaimana cara memparadekannya? apa dengan
mengacungkan jari telunjuk tinggi-tinggi, sambil meneriakkan takbir? apa dengan
melakukan itu, seorang muslim lantas menjadi seseorang yang bertauhid? tidak
bukan? seorang munafikpun bisa melakukannya berkali-kali. Lantas, mengapa antum
mau mereduksi tauhid itu sedemikian rupa?.
Jadi nasehat saya, tidak ada salahnya untuk tetap
mengumpulkan massa setidaknya 200 ribu umat Islam disatu tempat dan diwaktu
yang sama, apalagi memanfaatkan momen berkumpul itu untuk menyampaikan
syiar-syiar Islam, untuk menunjukkan rasa persatuan dan ukhuwah antar umat
Islam, sebab dalam ajaran Islam memang, umat ini diminta untuk sering-sering berkumpul,
bersilaturahmi dan ‘unjuk kekuatan dan kebersamaan’ agar musuh2 Islam itu
gentar dan kenal bahwa umat Islam itu ibarat bangunan yang kokoh. Bukankah
dalam shalat Jum’at kita biasa berkumpul sampai ribuan orang disatu tempat?
begitupun diminta untuk berkumpul lima kali dalam sehari di mushalla, langgar
dan masjid, bahkan dalam skala internasional, jutaan umat Islam berkumpul tiap
tahunnya di Haramain. Hal ini menunjukkan, berkumpul bukanlah hal yang tabu
dalam Islam.
Cuman, ya jangan dikaitkanlah dengan kesyukuran atas
kemerdekaan RI… istiqamahlah dengan aqidah salaf, jangan hendak menipu rakyat
Indonesia, bersyukur atas kemerdekaan RI itu bukan amalan salaf, yang harus
disyukuri ala salaf adalah kemerdekaan karena telah mengenal Islam dengan baik
sesuai dengan pemahaman salaf. Memangnya kemerdekaan yang dipersembahkan oleh RI
itu sudah berjalan dengan koridor Islam sebagaimana yang diyakini Salaf? tidak
bukan? bahkan dakwah salaf sering menjadi bulan-bulanan di negeri ini, lantas
kenapa disyukuri?
Dan ini yang jauh lebih penting. Parade boleh saja, tapi
jangan kaitkan dengan ‘Tauhid’, tidak ada dalilnya, dan tidak ada gunanya.
Sebab benar2 akan sangat mereduksi makna sakral tauhid itu sendiri, bisa saja
misalnya Hutomo Mandala Putra yang telah terkonfirmasi kehadirannya dalam
parade tauhid itu, akan dikenali oleh masyarakat awam sebagai muslim yang telah
benar tauhidnya, kan antum yang bakal repot sendiri nantinya jika dia
mengeluarkan statement yang tidak sesuai dengan nilai-nilai tauhid Islam… lebih
gawat lagi, kalau semua tokoh Islam yang hadir dalam parade tauhid, malah dianggap kalangan
muslim awam sebagai dai salaf juga… jadi apapun yang mereka sampaikan dalam
dakwah Islam mereka di mimbar-mimbar nantinya, bisa diterima, diyakini dan
diamalkan… dan dianggap sejalan dengan manhaj salaf…
Saran saya, nama paradenya diganti saja, misalnya diganti
dengan nama, PARADE TAKBIR DAN MENGACUNGKAN JARI TELUNJUK KANAN… Allahu Akbar…
!!!
Antum panik dengan semakin menjauhnya umat dari agama,
jangan lantas membuat antum merasa halal melakukan hal-hal yang menabrak aturan
Islam itu sendiri. Tetaplah berpikir jernih akhi… kaum Salaf telah memberikan
keteladanan yang baik dalam dakwah, jangan mengadakan hal-hal yang baru,
meskipun itu nafsumu sangat
menggandrunginya… berpikirlah lagi untuk ikut hadir dalam parade tauhid atau
menjadi bagian dari penyelenggaranya, sebelum menganti konsep acaranya dan
meluruskan niat…
Oh iya, tokoh-tokoh yang belum terkonfirmasi kehadirannya
itu, apa antum sudah menjamin mereka sepakat dengan parade ini? apa antum sudah
mengkonfirmasi kesediaan mereka, foto mereka antum pajang di poster-poster yang
antum sebar? kalau tidak akhi, itu penipuan namanya.
Maafkan saya, telah sok menasehati… bahkan sampai memberi
saran segala… padahal saya ini sesat menurut
keyakinan antum…
Hormat Saya
WNI, sementara menetap di kota Qom Iran
Related Posts :
- Back to Home »
- Ibadah , Indonesiana , Sosial »
- MENASEHATI KAUM SALAFI DARI BAHAYA BID’AH DALAM PARADE TAUHID INDONESIA
terimakasih banyak, sangat menarik sekali...
BalasHapussaya menasehi kalian salafi, kalian jangan melawan iran dengan senjata, karena ternyata iran memakai senjata dalam berjuang... nabi bersabda, "barang siapa yang tasyabbuh dengan suatu kaum iamereka adalah bagian dari mereka."
HapusSilahkan ditanggapi
BalasHapushttp://laskarpenaalqolam.blogspot.com/
memperingati ulangtahun sendiri juga bukan sesuatu yang sakral, mengapa selama ini dibid'ahkan? anda menjawab dengan dalil2 yang sy gunakan, ketika dulu saya dianggap melakukan hal yang bid'ah dan tasyabbuh, ketika menyerukan mahasiswa untuk melakukan demonstrasi menentang kezaliman israel di gaza dan palestina... intinya tulisan sy diatas untuk kaum salafi yang mengharamkan demonstrasi dan syukuran untuk HUT kemerdekaan, kalau anda tidak demikian, berarti tulisan diatas bukan untuk anda, jadi tdk usah ditanggapi ^_^
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSaya masih melihat bahwa sebagian 'salafi' masih konsisten dalam sikapnya terhadap haramnya demonstrasi. Justru banyak beredar di media sosial yang menyatakan ketidaksepakatannya dengan Parade Tauhid. Kalau anda nasehati, justru mereka sepakat dengan nasehat anda. Berarti dalam hal Parade Tauhid, mereka bersama anda ... :)
HapusHahn jangan Jangan ente yg punya blog syiah....hahah mau tipu daya kami
BalasHapusSyiah itu "islam" versi persia jadinya lucu2 apalagi merasa lebih murni dan mengerti dari t4 sumber islam itu berasal (2 kota suci MEKKAH-MADINAH)
BalasHapusSeperti jg di indonesia banyak dari paham dan pengamalan syariat yang harus kita koreksi.
Berfikir sederhana diatas fitrah insyaa Alloh
*sementara menetap di Qom Iran*
BalasHapus