Posted by : ismailamin Jumat, 15 Mei 2015

Ini satu lagi fitnah paling konyol. Katanya, Syiah itu shalatnya hanya tiga waktu. Yaitu, Subuh, Dhuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya. Dhuhur dan Ashar dikerjakan bersamaan disatu waktu, begitu juga Maghrib dan Isya. Padahal tetap lima waktu juga.

Rinciannya begini. Subuh dikerjakan waktu subuh. Dhuhur waktu dhuhur, Ashar waktu ashar, maghrib waktu maghrib dan isya waktu isya. Dhuhur dikerjakan sebelum asar, maghrib sebelum isya. Tidak bisa waktu ashar dikerjakan di waktu dhuhur begitupun sebaliknya. Jadi waktu shalat dhuhur tetap beda dengan waktu shalat ashar, tidak satu waktu. Dan tidak dikerjakan bersamaan (bagaimana ya niat shalat bersamaan itu?)

Jadi isu tiga waktu itu dari mana?

Dari kesalahpahaman, dan kurang mengertian mengenai hukum Islam.

Tapi saya lihat, teman saya yang Syiah memang shalatnya digabung dhuhur dan ashar kok. Begitu selesai shalat duhur terus berdiri lagi untuk shalat ashar.

Iya, bukan berarti dhuhur dan ashar itu jadi satu waktu. Yang dikerjakannya itu namanya menjamak shalat.

Begini  penjelasan sederhananya.

Islam itu agama yang mudah. Agama ini datang untuk mempermudah urusan-urusan manusia. Mendukung manusia mengejar dan menikmati dunianya, namun juga meminta agar manusia tidak lalai dengan persiapan bekal untuk kehidupan akhiratnya. Begini Allah SWT berfirman, "Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan Dia tidak menghendaki kesulitan bagi kalian." (Qs. Al-Baqarah: 185).

Di bagian lain, "Dan Dia (Allah) tidak menjadikan untukmu dalam agama suatu kesulitan." (Qs. Al Hajj: 78). Allah SWT telah menyempurnakan agama Islam, menjadikannya anugerah paling indah untuk hamba-hambaNya yang beriman, dengan aturan yang simple, mudah, praktis dan fleksibel. Islam adalah agama paripurna yang telah dipersiapkan sejak zaman Nabi Saw untuk menjawab tuntutan zaman sampai hari kiamat.

Allah membebani manusia dengan kewajiban-kewajiban plus disertai dengan rukhsah(keringanan) untuk memudahkan manusia melakukannya.  Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya Allah suka memberikan keringanan2Nya, sebagaimana Dia senang memberikan keharusan2Nya." Allah memerintahkan sesuatu dilengkapi dengan kaidah, "Allah tidak membebani seseorang kecuali dalam batas kesanggupannya." (Qs. Al-Baqarah: 286). Artinya, amalan apapun yang diperintahkan Allah kita pasti bisa mengerjakannya, jika menghadapi kondisi dimana kita berat melakukannya, maka Allah memberikan keringananNya.

Jikapun Tuhan sampai tega membuangmu kedalam jurang, sebelum sampai ke dasar, ia sudah memberimu sayap.

Kaidah itu yang harus kita pegang.

Contohnya begini:

Allah mewajibkan puasa di bulan Ramadhan. Namun ketika kita kesulitan melakukannya dengan baik, apa karena sedang sakit atau sedang melakukan perjalanan. Maka Allah memberikan keringanannya. Kerjakan di hari lain,diluar Ramadhan yang kita sanggup melakukannya. Kita tidak bisa shalat sambil berdiri, bisa dikerjakan sambil duduk. Tidak bisa juga dibolehkan sambil baring. Begitu seterusnya, sampai ketika benar-benar tidak bisa lagi shalat, maka dishalati. Yang sedang buru-buru dan tergesa-gesa, baik karena perjalanan atau karena kondisi perang, maka shalat 4 rakaat bisa dikorting dan cukup dikerjakan dengan dua rakaat saja. Intinya, keharusan Allah itu harus dikerjakan. Tidak sampai ditinggalkan. Selagi mampu mengerjakannya.

Nah begitupun dengan shalat. Shalat amalan paling utama dalam Islam. Yang paling tampak membedakan muslim dan non muslim adalah shalatnya. Shalat telah ditetapkan rukun-rukunnya. Telah ditentukan waktu-waktunya. Mengerjakan shalat diluar waktunya, terhitung dosa. Bahkan bisa mencelakakan pelakunya. "Celakalah mereka yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya." (Qs. Al-Maun: 4-5). Ulama tafsir menafsirkan diantara maksud lalai dalam shalatnya adalah mengerjakan shalat diluar waktunya. Misalnya shalat subuh mendekati dhuhur, atau shalat ashar setelah maghrib dst. Nah, yang tetap mengerjakan shalatnya hanya karena diluar waktunya tetap kecelakaan baginya, bagaimana dengan yang meninggalkan shalat sama sekali?.

Karena itu, Islam bijak dalam hal ini. Untuk tidak sampai meninggalkan shalat, ataupun shalat diluar waktu, maka Islam memberi beberapa keringanan. Diantaraya adalah menjamak shalat.

Menjamak shalat selama ini kita ketahui hanya untuk mereka yang memiliki uzur diantaranya karena sakit, dalam perjalanan (musafir), dalam kondisi takut ataupun Karena hujan (bagi yang rutin shalat berjama'ah di masjid dan masjidnya lumayan jauh).  Nah ada satu kondisi lagi yang kebanyakan kita jarang mengetahuinya. Yaitu, menjamak shalat tanpa uzur. Benarkah?.

Imam Muslim telah meriwayatkan dalam shahihnya, Dari Ibnu Abbas ia berkata, "Nabi Saw menjamak shalat Dhuhur dan Ashar, menjamak Maghrib dan Isya, tidak dalam keadaan takut, dan tidak pula dalam keadaan safar." (Shahih Muslim jus I, bab Jamak antara Dua shalat dalam keadaan hadir, hadits no. 1146).

Pada hadits nomor selanjutnya, riwayat dengan teks yang hampir sama dengan tambahan, "Abu Zubair berkata, saya bertanya kepada Sa'id, kenapa Nabi melakukan demikian?. Ia menjawab, "Akupun pernah bertanya demikian kepada Ibnu Abbas, dan beliau menjawab, Nabi menghendaki agar tidak ada seorangpun dari ummatnya yang terbebani." (hadits no. 1147).

Teman2, betapa banyak dari kita melalaikan shalat karena merasa terbebani. Polisi, dokter, dosen, tukang bengkel, bankir, peneliti di laboratorium, mahasiswa, tukang sampah, pedagang, penjaga pom bensin, tukang becak, nelayan, sopir dan seterusnya yang akhirnya meninggalkan shalat karena kesulitan dalam mengatur waktunya. Terutama bagi muslim yang tinggal dinegri2 non muslim yang tidak memperhatikan waktu2 shalat dalam penentuan jadwal2 kantor, rapat, sekolah dst. Dokter yang harus mengobati pasien dari jam 11 sampai jam 16, akhirnya merasa terlalaikan dari waktu shalat dhuhur dan kemudian meninggalkannya sama sekali. Begitupun dengan sopir, polisi, ataupun pejabat yang lagi sibuk rapat dan pertemuan2 penting. Padahal agama ini memberikan keringanannya. Yaitu dengan menjamak shalat, hatta sedang tidak memiliki halangan sekalipun, kalau kau suka kerjakanlah dengan cara demikian. Meskipun ulama menyatakan tetap lebih utama mengerjakan pada waktunya masing-masing sebagaimana yang telah ditetapkan.

Nah, namun mengapa Syiah sering melakukannya? Bahkan melakukan itu tiap hari? Setiap shalat pasti dijamak?. Jawabannya. Pertama, Allah suka pada hambaNya yang memanfaatkan dispensasi yang diberikanNya.  Itu artinya, menghargai keringanan dan kemudahan yang diberikan. Kedua, kita hidup di era yang memang menjebak kita untuk memanfaatkan keringanan itu. Mahasiswa yang punya kelas dari jam 2 siang sampai jam 5 sore. Dia bisa shalat dhuhur di masjid, kemudian melanjutkannya langsung dengan shalat ashar. Sehingga ketika di kelas, tidak disibukkan lagi dengan pikiran waktu shalat ashar yang hampir habis, atau ingin shalat ashar awal waktu. Seorang karyawan kantorpun demikian. Dan seterusnya.

Ada undangan kenduri  ataupun rapat yang dimulai dari jam 5 sore sampai jam 7 malam, dan baru bisa kembali di rumah jam 8 malam. Bisa mengerjakan shalat jam 8 malam itu, maghrib dan dilanjutkan dengan shalat isya. Mungkin ada yang mengatakan, bukankah ini mengentengkan shalat? Bukankah itu lebih mengutamakan kehidupan duniawi?

Jawabannya adalah, inilah yang diajarkan Nabi bagi umatnya, bahwa jangan sampai shalat itu dilalaikan dan ditinggalkan sama sekali. Shalat bukanlah kendala dan beban ditengah kesibukan aktivitas sehari-hari. Karenanya, Islam memberi kelonggaran dan keringanan dalam pelaksanannya. Yang disebut mengentengkan shalat adalah yang mengerjakan diluar waktu atau bahkan meninggalkannya sama sekali. Yang diperiksa pertama kali di hari penghisaban adalah amalan shalat, kalau itu rusak, amalan kebaikan apapun yang lain tidak masuk hitungan.

Bagaimana di Iran?. Di Iran masjid2 mengerjakan shalat dhuhur dan ashar dengan cara dijamak secara berjama'ah. Demikian pula untuk maghrib dan isya. Akan sangat menyulitkan bagi warga muslim Iran jika dikerjakan terpisah sebagaimana di Indonesia. Sebab di Iran jika musim panas seperti sekarang, panasnya berkisaran 40-50 derajat celcius. Dan kalau musim dingin, ya suhunya bisa dibawah nol, syukur2 kalau tidak turun salju. Jadi sebuah keringanan bagi yang gemar mengerjakan shalat di masjid. Bayangkan, kalau shalat dhuhur jam 1 siang. Terus ke masjid lagi beberapa jam kemudian untuk shalat ashar sementara suhunya panasnya bukan main. Begitu juga  untuk maghrib dan isya.  Dimusim panas, waktu malamnya menjadi lebih pendek.

Tapi bukankah di negara2 Arab, Mesir, Saudi, Qatar dst meskipun dalam keadaan panas, tetap memisahkan shalat dhuhur dan ashar?.

Sekali lagi jawabannya, kalau ada kemudahan yang diberikan, mengapa mempersulit diri. Intinya shalat demikian sah, absah dan pernah dicontohkan Nabi. Laa dharara wa laa dharira, tidak boleh mencelakakan diri sendiri dan tidak memboleh mencelakakan orang lain, begitu sabda Nabi yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas ra.

Ibnu Abbas ra, berkata, Nabi pernah menjamak shalatnya, karena menginginkan agar shalat tidak menjadi beban pada ummatnya kelak. (catat kata2 ini: UMMATNYA KELAK)

Riwayat-riwayat tentang bolehnya menjamak shalat tanpa uzur (halangan) dari shahih muslim, juga ada di shahih bukhari. Semua mazhab membenarkannya, bukan hanya syiah. Karenanya sebagai sunnipun, absah melakukannya tanpa perlu beban teologis apa2. Lucu kan, kalau keringanan dari Allah dan sunah Nabi yang bersemangat mengamalkannya justru kelompok yang dituding sesat?.

Kita adalah ummat Nabi, yang Nabi kehendaki jangan sampai seorangpun merasa terbebani. Jika leluasa mengerjakan secara terpisah maka kerjakanlah, namun jika terbebani dengan itu, maka jamaklah. Tidak terbebanipun, tetap boleh melakukannya. Intinya, jangan sampai meninggalkan shalat dan melalaikan waktunya.
Begitu…

Ket. Tambahan:
Jadi kita bisa rincikan sbb:

-Waktu shalat subuh, dari azan subuh sampai terbitnya matahari
-Waktu shalat dhuhur dari  azan dhuhur sampai sebelum shalat ashar
-Waktu shalat ashar dari setelah shalat dhuhur sampai menjelang maghrib
-Waktu shalat maghrib dari azan maghrib sampai sebelum shalat isya
-Waktu shalat isya setelah shalat maghrib sampai pertengahan malam
Jamak ada dua, jamak taqdim (mengerjakan di awal waktu) dan jamak takhir (dikerjakan di akhir waktu)

Tidak bisa menjamak semua shalat dalam satu waktu. Yang bisa dijamak hanya dhuhur dengan ashar, dan maghrib dengan isya.

Note ini bukan untuk mensupport yang suka menunda-nunda shalat. Saya yakin semua juga tahu, menunda-nunda melakukan amal kebaikan itu tdk disenangi, apalagi kalau amalan itu hukumnya diwajibkan, dan tentu akan dimurkai jika ditinggalkan. 


Semoga bermanfaat…
Qom, 17 Ramadhan 1434 H

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Tentang Saya

Foto saya
Lahir di Makassar, 6 Maret 1983. Sekolah dari tingkat dasar sampai SMA di Bulukumba, 150 km dari Makassar. Tahun 2001 masuk Universitas Negeri Makassar jurusan Matematika. Sempat juga kuliah di Ma’had Al Birr Unismuh tahun 2005. Dan tahun 2007 meninggalkan tanah air untuk menimba ilmu agama di kota Qom, Republik Islam Iran. Sampai sekarang masih menetap sementara di Qom bersama istri dan dua orang anak, Hawra Miftahul Jannah dan Muhammad Husain Fadhlullah.

Promosi Karya

Promosi Karya
Dalam Dekapan Ridha Allah Makassar : Penerbit Intizar, cet I Mei 2015 324 (xxiv + 298) hlm; 12.5 x 19 cm Harga: Rp. 45.000, - "Ismail Amin itu anak muda yang sangat haus ilmu. Dia telah melakukan safar intelektual bahkan geografis untuk memuaskan dahaganya. Maka tak heran jika tulisan-tulisannya tidak biasa. Hati-hati, ia membongkar cara berpikir kita yang biasa. Tapi jangan khawatir, ia akan menawarkan cara berpikir yang sistematis. Dengan begitu, ia memudahkan kita membuat analisa dan kesimpulan. Coba buktikan saja sendiri." [Mustamin al-Mandary, Penikmat Buku. menerjemahkan Buku terjemahan Awsaf al-Asyraf karya Nasiruddin ath-Thusi, “Menyucikan Hati Menyempurnakan Jiwa” diterbitkan Pustaka Zahra tahun 2003]. Jika berminat bisa menghubungi via SMS/Line/WA: 085299633567 [Nandar]

Popular Post

Blogger templates

Pengikut

Pengunjung

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Ismail Amin -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -