Posted by : ismailamin Sabtu, 18 April 2015

Maaf, materi ini lumayan berat, namun saya berusaha sebisanya meringankannya. Saya lebih dulu mengawalinya dengan permohonan maaf jika tidak berkenan.

Begini. Ketika Allah Swt menyampaikan kepada penduduk langit, bahwa hendak menciptakan manusia untuk menjadi khalifahNya di muka bumi. Satu-satunya warga langit yang tidak senang adalah Iblis. Terlebih lagi, ketika Allah Swt memintanya untuk bersujud pada makhluk baru itu, yang kemudian diberi nama Adam As. Iblis menolak memenuhi perintah Tuhan. 

Dalihnya, kedudukan dan derajatnya lebih tinggi dan mulia dari Adam. Selain karena lebih dulu diciptakan, ia juga diciptakan dari api, yang bawaannya membumbung tinggi, sementara Adam dari tanah, yang karakternya rendah dan hina. Karena membangkang, Iblispun diusir dari surga. Ia menjadi makhluk terlaknat selamanya.

Namun, Iblis sempat mengajukan permintaan. Agar umurnya dipanjangkan sampai akhir zaman. Karena Adam, ia menjadi terusir dan terasing. Karenanya ia berambisi, agar anak cucu Adam kelak turut merasakannya, dengan ikut tergelincir sebagaimana yang dia alami. Tuhan mengiyakan.

Pertanyaannya, apa dosa Iblis? Sehingga dengan dosa itu, ia harus terhempas dari rahmat Allah dan menjadi makhluk terkutuk selamanya?. Tidak terbuka untuknya pintu taubat. Ia sepanjang usianya memikul laknat dan murka Tuhan.

Apa karena sekedar menolak sujud pada Adam?. Manusia diperintahkan sujud pada Allah, tapi kebanyakannya justru menolak. Tapi mengapa pintu taubat tetap dibuka untuk manusia?. Tidak adil dong Allah pada Iblis kalau begitu?.

Apa karena Iblis sombong dan arogan karena asal muasalnya? Betapa banyak manusia yang menyombongkan darahnya yang berasal dari keturunan bangsawan. Bahkan tidak sedikit pula yang jadi arogan dan angkuh karena ia dari kalangan habaib, keturunan Nabi. Namun, kesombongan itu tidak serta merta membuatnya menjadi terlaknat dan ditutup baginya pintu taubat.

Apa karena Iblis musyrik dan menolak keesaan Allah Swt? Justru Iblis adalah makhluk bertauhid. Disebutkan sebelumnya ia adalah ahli ibadah, dengan mempersembahkan peribadatan paling agung selama 6000 tahun. Setiap perkataannya, ia menyebut, “Ya Rabbi… wahai Tuhanku..”. Dari sisi mana ia lantas disebut musyrik atau menolak keberadaan Tuhan?.  Memang Allah menyebut dalam al-Qur’an bahwa Iblis termasuk dalam golongan kafir, namun bukankah orang-orang kafir selagi masih hidup, terbuka pintu keselamatan baginya selebar-lebarnya. Mengapa Iblis dibedakan?

Lantas, apa dosanya?

Dosanya, adalah penolakannya untuk sujud pada Adam, disertai anggapan bahwa Tuhan telah salah memerintahkan padanya untuk melakukan itu. Menurutnya, tidak semestinya Tuhan memerintahkan hal itu padanya, ia dari api, Adam dari tanah. Seharusnya tanahlah yang bersujud dan memuliakan api, bukan sebaliknya. Dengan penolakannya itu, Iblis memposisikan diri lebih tahu hakikat dari Tuhan. Pengetahuannya melampaui pengetahuan Tuhan.  Keyakinannya itulah yang meruntuhkan pondasi ketauhidannya. Tuhan salah memberi intruksi, berarti Tuhan tidak selalu benar. Tuhan salah dalam menetapkan khalifah di muka bumi, seharusnya dia, bukan Adam. 

Keyakinan Iblis inilah yang kemudian oleh Tuhan disebut sesat. Keimanan itu, bukan hanya mengakui Allah sebagai Tuhan dan mengesakanNya, namun juga menerima setiap khalifah yang diangkatNya dan memberikan loyalitas kepadanya. Iman Iblis rusak karena penolakannya pada yang kedua. Dia disebut sesat oleh Tuhan.
Iblis pun berkata, “Karena engkau telah menghukumi aku tersesat, saya benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (Baca Qs. Al A'raaf: 16)

Jadi kesesatan yang paling ekstrim adalah, memiliki secuil saja keyakinan, bahwa ada perintah Allah yang salah. Tahu sesat, Iblis bukannya bertaubat, malah minta usianya ditangguhkan, agar ia bisa menyesatkan manusia agar turut bersamanya, menyimpang dari jalan yang lurus. Jadi Iblis sendiri yang ngotot dan bersikukuh untuk tetap berada pada jalan kesesatan. Pada hakikatnya Iblis tidak mengajak manusia pada kemaksiatan. Karena tidak perlu Iblis yang turun tangan agar manusia bermaksiat. Seruan untuk mengajak maksiat itu dari hawa nafsu, bukan kerjaan Iblis. Karenanya di bulan Ramadhan, saat Iblis dan bala tentaranya dibelenggu, tidak sedikit manusia yang tetap asyik bergelimang dalam kemaksiatan. Karena memang godaan hawa nafsunya. Terlalu sepele kalau Iblis kerjaannya hanya ingin agar manusia bermaksiat. Resiko sia-sianya sangat besar.

Bayangkan, ketika ada seseorang yang sejak usia taklifnya telah bergelimang dosa, sampai diusia senjanya. Namun disaat-saat tuanya, ia sempat bertaubat dan memohon ampunan pada Allah, dalam hitungan sekejap, dosanya yang puluhan tahunan itu lenyap seketika dan digantikan dengan rahmat dan ampunan Allah. Sia-sialah pekerjaan Iblis mengajak manusia bermaksiat.

Lantas, apa yang dilakukan Iblis dengan usianya yang panjang itu?. Fragmen dalam al-Qur’an antara Tuhan dan Iblis menguak itu. Kesibukan dan kegigihannya adalah menggelincirkan anak cucu Adam pada kesesatan, menyimpangkannya dari jalan yang lurus. Nah, apa jalan yang lurus itu?
Jalan lurus yang ditolak Iblis adalah, sujud pada Adam As. Tuhan memperkenalkan Adam sebagai KhalifahNya di muka bumi. Adam sebagai khalifah,  itulah jalan yang lurus. Namun Iblis lebih cenderung pada jalan yang lain. Penolakannya untuk mengakui Adam sebagai khalifah, menjadikan imannya pada Allah Swt tidak ada artinya. Itulah sebabnya, orang-orang Qurays yang melawan dan memusuhi Nabi Muhammad Saw dikatakan kafir, karena menolak untuk memberikan ketaatan pada Khalifah Allah, yang saat itu adalah Nabi Muhammad Saw.  Padahal mereka adalah orang-orang yang juga menyembah Allah Swt.

Tidak ada pada sunnah Allah yang berubah. Di muka bumi harus ada khalifah, dan yang mengangkatnya adalah Allah sendiri. Sebab Dialah yang paling tahu, siapa dari hambaNya yang layak mengemban amanah sebagai khalifahNya.

Khalifah-khalifah Allah Swt dimuka bumi, adalah para Anbiyah As. Allah Swt sendirilah yang mengangkat para Nabi itu. Iblis sebagaimana janjinya, mengajak sebanyak-banyaknya anak cucu Adam agar turut sebagaimana dirinya. Menolak taat pada khalifah pilihan Allah. Maka kau temui sejarah mempertontonkan, Nabi-nabi Allah ditolak dan dimusuhi. Tidak jarang malah kau dapati cerita, ada yang terusir, dan tidak sedikit yang terbunuh secara tragis. Bukan hanya memintamu menentang khalifah Allah,  Iblis malah mengangkat dirinya sendiri sebagai khalifah tandingan.
Tuhan mengingatkan, “Patutkah kamu mengambil dia (Iblis) dan keturunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (Qs. Al Kahfi: 50)

Sekarang, ketika silsilah kenabian berakhir di Nabi Muhammad Saw. Siapakah yang kemudian menjadi khalifah Allah di muka bumi? Apa penunjukkan khalifah selanjutnya berada di tangan manusia, atau tetap pada sunnahNya? Allah Swt berfirman, “Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu.” (Qs. Faathir: 43)

Roda kehidupan di muka bumi terus berjalan. Tidak terhenti di fase kenabian yang ditutup oleh Nabi Muhammad Saw. Sebagai sunnahNya, Tuhan kembali mengangkat khalifahNya di muka bumi.Tuhan tetap menjaga adanya jalan yang lurus itu. Nabi Saw menyebutnya fase keimamahan. Dan kembali Iblis menyerukan kepada anak cucu Adam untuk menolak dan membelakanginya. Iblis sekuat tenaga berusaha menjerumuskanmu dari jalan yang lurus. 

Iblis bukan hanya membuatmu tidak taat pada khalifah Allah itu, namun juga membuatmu sibuk, sehingga tidak pernah mau mencari tahu untuk mengenalinya. Itulah kesesatan yang nyata. Itu kejahiliyaan yang mengerikan.

“Barang siapa yang mati, tidak mengenali Imamnya, ia mati dalam keadaan jahiliyah” (Hadits Shahih)

Tuhan tahu, betapa beratnya untuk berada di jalan yang lurus itu. Karena itu Dia mengajarkanmu untuk terus memintanya disetiap shalat-shalatmu. 

Wallahu ‘alam bishshawwab

Ismail Amin, sementara menetap di Iran

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. WhatsApp 085 244 015 689
    Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D




    WhatsApp 085 244 015 689
    Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D


    BalasHapus

Welcome to My Blog

Tentang Saya

Foto saya
Lahir di Makassar, 6 Maret 1983. Sekolah dari tingkat dasar sampai SMA di Bulukumba, 150 km dari Makassar. Tahun 2001 masuk Universitas Negeri Makassar jurusan Matematika. Sempat juga kuliah di Ma’had Al Birr Unismuh tahun 2005. Dan tahun 2007 meninggalkan tanah air untuk menimba ilmu agama di kota Qom, Republik Islam Iran. Sampai sekarang masih menetap sementara di Qom bersama istri dan dua orang anak, Hawra Miftahul Jannah dan Muhammad Husain Fadhlullah.

Promosi Karya

Promosi Karya
Dalam Dekapan Ridha Allah Makassar : Penerbit Intizar, cet I Mei 2015 324 (xxiv + 298) hlm; 12.5 x 19 cm Harga: Rp. 45.000, - "Ismail Amin itu anak muda yang sangat haus ilmu. Dia telah melakukan safar intelektual bahkan geografis untuk memuaskan dahaganya. Maka tak heran jika tulisan-tulisannya tidak biasa. Hati-hati, ia membongkar cara berpikir kita yang biasa. Tapi jangan khawatir, ia akan menawarkan cara berpikir yang sistematis. Dengan begitu, ia memudahkan kita membuat analisa dan kesimpulan. Coba buktikan saja sendiri." [Mustamin al-Mandary, Penikmat Buku. menerjemahkan Buku terjemahan Awsaf al-Asyraf karya Nasiruddin ath-Thusi, “Menyucikan Hati Menyempurnakan Jiwa” diterbitkan Pustaka Zahra tahun 2003]. Jika berminat bisa menghubungi via SMS/Line/WA: 085299633567 [Nandar]

Popular Post

Blogger templates

Pengikut

Pengunjung

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

- Copyright © Ismail Amin -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -