Posted by : ismailamin
Sabtu, 18 April 2015
Sejak 2007 saya berada
di Iran. Dipertengahan tahun itu saya pertama kali menginjakkan kaki di kota
Qom. Bukan tanpa informasi. Saya justru mendapat bekal, Iran itu negeri Syiah.
Syiah itu sesat bahkan bukan bagian dari Islam. Mereka punya Al-Qur'an yang
berbeda dengan yang dibaca kaum muslimin dinegeri muslim lain di dunia.
Sehari
sebelum berangkat, Ust. Said Abdushshamad tokoh yang getol
mengkampanyekan gerakan anti Syiah di Makassar menemuiku. Sangat kebetulan,
saudara kandung beliau, bertetanggaan dengan rumah ibuku di Makassar. Mungkin
beliau tahu informasi rencana kepergianku ke Iran dari Puang Tia, saudara
perempuannya itu.
Diapun menjejaliku dengan nasehat untuk waspada terhadap
ajaran Syiah. Saya cukup mengiyakan saja. Setiba di Iran, yang disampaikan
hampir semuanya berkebalikan. Saya melihat Iran negara yang Islami, justru
sangat Islami. Tidak ada satupun perempuan yang bebas keluar rumah tanpa
mengenakan jilbab, dan hampir semuanya berwarna hitam.
Dimanapun aku mampir
shalat berjama'ah, masjid-masjid nyaris penuh. Kompleks Haram dijantung kota
Qom, tempat dimakamkannya Sayyidah Fatimah Maksumah sa adik kandung Imam Ridha
as terbuka 24 jam. Dan peziarah selalu berdatangan tanpa henti. Aktivitas
Islami tidak pernah tidak terlihat dikompleks itu. Ada yang mengaji, shalat,
membentuk kelompok-kelompok kecil untuk membahas masalah agama, atau sekedar
bercengkrama dengan keluarga. Anak-anak kecil bebas lari berkeliaran. Setelah
berkeluarga, sayapun selalu membawa istri dan kedua anakku ditempat itu selepas
maghrib dan pulang kerumah menjelang subuh.
Yang menarik, dan menurut saya, ini
nilai lebihnya Haram itu, tersedia posko-posko tanya jawab dan diskusi agama.
Sebut saja seperti ruang pengaduan di gereja. Bukan untuk membeli surat
pengampunan dosa. Sama sekali bukan. Melainkan untuk bertanya masalah agama:
aqidah, akhlak dan fiqh serta konsultasi keluarga. Semua ada posko khususnya.
Termasuk posko khusus mengecek benar tidaknya bacaan dalam shalat. Yang
melayani adalah pakar-pakar Islam dibidangnya. Saya sering mampir bertanya
masalah aqidah. Mereka menjawab semua pertanyaan yang saya ajukan. Sementara
istri betah berlama-lama di posko fiqh, menanyakan masalah amalan keseharian.
Disepanjang jalan,
terpampang papan-papan reklame yang bertuliskan pesan-pesan Islami dan
baliho-baliho besar gambar Ayatullah plus informasi jadwal pengajiannya (bukan
baliho kampanye politik). Di baliho itu tertulis, hari ini kelas tafsir,
besoknya kelas akhlak, lusanya kelas fiqh di sini dan disitu. Tidak hanya itu
ceramah para Ayatullah itu disiarkan di tivi-tivi secara langsung bahkan lewat
radio. Esoknya sudah tersedia cd-cd rekamannya di kios-kios CD, dan selalu laku
keras. Warga Iran memang pendengar yang baik. Mereka betah mendengar ceramah
ataupun pidato-pidato politik berjam-jam.
Momentum shalat Jum'at dimanfaatkan
pemerintah Iran untuk menyampaikan pesan-pesan politik. 2-3 jam sebelum khutbah
Jum'at, jama'ah Jum'at dijejali orasi politik satu dua tokoh aktivis,
kebanyakannya menceritakan kondisi dunia Islam, dan selalu terdengar slogan
perlawanan terhadap AS dan Israel. Di mimbar Jum'at bahkan ditulis, AS letaknya
dibawah kaki kami. Kalau pidatonya membakar, jama'ah serentak berdiri,
mengepalkan tangan sembari meneriakkan yel-yel dukungan terhadap pemimpin
mereka dan kecaman terhadap AS. Persis situasi demonstrasi di jalan-jalan.
Dengan kondisi seperti itu, sangat ganjil kalau sampai ada yang mengantuk.
Bagi yang sibuk dan tidak sempat membaca Koran tiap hari, cukup
mendengarkan pidato-pidato tersebut, ia akan paham apa yang terjadi selama
sepekan itu. Karena itu, rakyat Iran tidak mudah terpengaruh propaganda murahan
dari media-media asing. Mereka mandiri disegala hal, ekonomi, keamanan, budaya,
sosial dan politik.
Masjid-masjid di Qom,
tidak terlalu besar, tapi lapang dan nyaman bagi jama'ah. Terdapat beberapa
kursi, buat mereka yang kesulitan shalat dengan duduk melantai. Terdapat bantal
sandaran, buat para orangtua lanjut usia untuk menyandarkan tubuhnya saat
mendengarkan ceramah atau sekedar mengaji. Dan dihari-hari tertentu, sambil
dengar ceramah kita bisa menikmati segelas susu dan 1-2 biji kurma yang
disediakan gratis pengurus masjid. Setelah shalat, remaja masjid akan
membagikan Al-Qur'an, hampir disemua masjid ada program membaca al-Qur'an
satu-dua halaman berjama'ah. Dipimpin qari-qari yang bacaannya sangat merdu.
Di
Tv ada saluran khusus menyiarkan program-program Qur'ani. Semua acara serba
Qur'ani. Kelas tafsir, kelas ulumul Qur'an. Bincang-bincang Al-Qur'an menjawab
problem keseharian, termasuk menyiarkan profil-profil para penghafal Al-Qur'an.
Iran kaya dengan hafiz Al-Qur'an. Mulai dari usia sekolah dasar, remaja sampai
usia dewasa. Saya pernah mewancarai beberapa remaja Iran yang hafal Al-Qur'an.
Mulai dari Ali Amini yang telah menghafal Qur'an di usia 8 tahun sampai Mujtaba
Karsenasi yang menghafal 30 juz al-Qur'an diusia 15 tahun. Mereka adalah
penerus dari Husan Tabatabai, Doktor Cilik Penghafal Qur'an, yang dikenal
sebagai mukjizat abad 20 karena memiliki penguasaan dan pengetahuan Al-Qur'an
yang mengagumkan, sampai mendapat gelar doctor honoris causa bidang studi Al-Qur'an.
Wawancara saya itu dimuat dalam buku Bintang-bintang Penerus Doktor Cilik yang
kususun bersama bu Dina Sulaeman dan suaminya, diterbitkan Pustaka Iiman
pertengahan tahun 2011.
Toko-toko buku
jumlahnya hampir berimbang dengan toko kelontong. Di tengah kota, hampir
disetiap lorong ada toko buku. Bukan hanya buku-buku karya ulama Syiah namun
juga kitab-kitab ulama Sunni. Diperpustakaan pun demikian. Meski berbeda,
orang-orang syiah tidak fobia terhadap karya-karya ulama sunni. Hal yang
berbeda dari mereka yang menyebut syiah itu sesat. Bisa jadi bahkan melihat
langsung buku-buku syiah saja mereka tidak pernah.
Mahasiswa Indonesia di
Iran, tidak semuanya Syiah. Ada juga yang Sunni. Mereka tersebar di Teheran,
Ghorghon dan Esfahan. Untuk menepis fitnah, di Iran warga Sunni dibunuhi,
disiksa dan mendapat perlakuan tidak adil dari pemerintah Iran yang Syiah, saya
mewancarai teman asal Indonesia yang belajar di Universitas agama yang
bermazhab Sunni. Namanya Syarif Hidayatullah dan wawancara itu dimuat di ABNA.
Dari lisannya, ia menepis tudingan dan fitnah tidak bertanggungjawab itu.
Pemerintah Iran gemar
menyelenggarakan event-event internasional. Konferensi Mahdawiyat, konferensi
ulama Islam, konferensi pemuda Islam, konferensi perempuan Islam, MTQ Internasional
dan Pameran kitab Internasional yang melibatkan banyak negara muslim. Karena
itu, banyak tokoh-tokoh nasional kita yang mengunjungi Iran sebagai delegasi
Indonesia dalam event-event tersebut. Selama di Iran, setidaknya saya sudah
bertemu dengan DR. Amin Rais (tokoh Muhammadiyah), Prof. Quraish Shihab (mantan
menteri agama dan mantan ketua MUI), Dr. Umar Shihab (ketua MUI Pusat) dan Muh.
Maftuh Basyuni (menteri agama kabinet SBY-JK). Tokoh-tokoh nasional itu
mengunjungi langsung kampus saya di Qom. Berbincang dan membuka ruang dialog
dengan mahasiswa Indonesia di Qom.
Tidak ada yang ganjil. Mereka tidak
meminta kami waspada dengan Iran dan Syiahnya. Justru meminta semua mahasiswa
Indonesia belajar serius dan bisa memanfaatkan ilmunya jika kembali ke tanah
air. Dengan adanya event-event internasional yang melibatkan banyak negara
muslim tersebut menyodorkan fakta yang tidak terbantahkan, Iran diakui
keberadaannya sebagai negara Islam. Terlebih lagi Republik Islam Iran juga
memang termasuk dalam anggota OKI, organisasi internasional yang beranggotakan
khusus negara-negara yang bermayoritas penduduk muslim. Tidak ada satupun
negara yang keberatan dengan penamaan Iran sebagai Republik Islam juga semakin
menguatkan fakta itu.
Hubungan mahasiswa
Indonesia di Qom dengan KBRI di Teheran pun sangat akrab. Berkali-kali pihak
KBRI datang ke Qom mengadakan silaturahmi, buka puasa bersama, atau silaturahmi
pasca lebaran. Mengundang untuk menonton timnas PSSI yang bertanding di
Teheran. Ataupun pada saat 17 Agustus, upacara bendera dan makan bersama. Saya
pernah meraih juara I lomba penulisan karya tulis ilmiah yang diadakan KBRI
Teheran. Dan perlu teman-teman tahu, semua staff di KBRI Teheran tidak ada yang
Syiah, semuanya Sunni. Kalaupun memang Sunni mendapat tindakan semena-mena dari
pemerintah Iran, bahkan katanya di Teheran tidak ada masjid Sunni, staff KBRI
yang akan lebih dulu menyampaikan hal itu. Atau minimal kedutaan besar
Malaysia, Arab Saudi, Mesir, dst yang ada di Teheran. Mengapa yang getol
menyebarkan propaganda negatif tentang Iran justru media-media yang tidak
satupun staff atau wartawannya yang pernah ke Iran?.
Guru-guru besar UIN
Syarif Hdayatullah Jakarta bahkan sejumlah guru besar UIN Alauddin Makassar
pernah ke Iran. Seorang Dosen Unismuh Makassar pernah ke Qom, mengadakan
penelitian tesis doktoralnya. Saya yang menemani beliau berkunjung ke Teheran
dan Masyhad. Mengajaknya shalat berjama'ah dibeberapa masjid-masjid. Ia shalat
sambil bersedekap dengan tenang di tengah-tengah jama'ah Iran yang tidak
bersedekap. Saya pernah menyambut tamu dirumah, ketua umum PB HMI, dan delegasi
HMI yang ikut dalam konferensi perempuan internasional di Teheran. Kesemua tamu
itu sunni. Dan sepulangnya mereka menulis pengalaman mereka selama di Iran dan
dimuat dimedia. Tidak ada cerita sunni dibantai, cerita sahabat-sahabat Nabi
dilaknat dimimbar-mimbar, tidak ada cerita mereka menemukan Al-Qur'an orang
Iran yang berbeda, tidak ada cerita praktik nikah mut'ah yang kebablasan sampai
katanya dimasjid-masjid di Iran disediakan ruangan khusus untuk melakukan
praktik mut'ah. Yang ada semangat ukhuwah dan persahabatan yang menakjubkan
dari orang-orang Iran yang mazhabnya beda.
Saya yang sampai saat
ini masih berada di Iran masih sering mendapat kiriman konten-konten yang negatif
tentang Iran dan Syiah, sembari menasehatkan saya tentang bahaya Syiah. Saya
tegaskan, sekalipun pada akhirnya saya tidak memilih Syiah sebagai mazhabku
dalam berIslam, saya tidak akan merusak diri dengan mengkafirkan sesama muslim.
Yang mengkafirkan orang-orang Syiah yang juga bersyahadat, shalat, puasa, zakat
dan naik haji.
Saya tidak mungkin mau menghina akal sehat dan rasioku dengan lebih mempercayai mereka dari apa yang saya lihat dan rasakan langsung. Kalau Prof. Amin Rais, DR. Diin Syamsuddin, KH. Hasyim Mazudi, Habib Rizieq, Muh. Maftuh Basyuni , guru-guru besar UIN, akdemisi Universitas2 Islam Indonesia yang dengan hanya beberapa jam di Iran telah berkesimpulan untuk tidak sampai mengkafirkan Syiah bagaimana dengan saya yang hidup ditengah-tengah mereka bertahun-tahun, dan melihat langsung amalan-amalan mereka?.
Sayang, bahkan selama
Ramadhan inipun mereka kelompok takfiri masih juga getol menyebar berita dusta
tentang Iran dan rakyatnya. Kebanyakan yang melakukan itu adalah aktivis
dakwah, aktivis ormas Islam, bahkan katanya akademisi di lembaga penelitian.
Apa ketika saya kembali ke tanah air, dan kembali ditemui oleh KH. Said
Abdushshamad (sekarang sudah Kyai Haji) dan menjelaskan kepada saya tentang
Iran seakan lebih tahu dari saya sendiri yang menetap bertahun-tahun di Iran
dan mengingatkan tentang kesesatan dan kekafiran Syiah seakan lebih tahu dari
saya yang mendengar langsung ceramah-ceramah Syiah dari Ayatullah di Qom, apa
saya akan mempercayainya karena beliau Kyai Haji, karena beliau ketua umum LPPI
Indonesia Timur dan karena beliau jauh lebih tua dari saya?.
Sangat mengerikan
menyerahkan urusan Islam kepada mereka.
Qom, 24 Juli 2013
Related Posts :
- Back to Home »
- Iran , Tabayyun »
- Iran, Syiah dan Fitnah-fitnah Murahan Itu
terima kasih ..
BalasHapussangat menambah informasi..
terima kasih ..
BalasHapussangat menambah informasi..
WhatsApp 085 244 015 689
BalasHapusTerimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D
WhatsApp 085 244 015 689
Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D