Posted by : ismailamin
Minggu, 19 April 2015
Sebagai Negara
yang secara tegas memproklamirkan diri sebagai Republik Islam, Iran menjalankan
roda pemerintahan berdasarkan nilai-nilai Islam, termasuk dalam mengatur urusan
publik. Iran mengatur setiap warganya yang perempuan apapun agamanya, setiap
berada di ruang publik, harus mengenakan jilbab. Hasilnya, ditempat umum, di
belahan Iran manapun, kita tidak akan melihat seorang perempuan pun yang
mengumbar auratnya sedemikian terbuka. Demikian pula hanya di media. Baik media
cetak maupun elektronik, pemerintah Iran memperlakukan sensor ekstra ketat untuk
semua hal yang menampilkan sensualitas perempuan.
Situs berita
Merdeka.com pernah menurunkan berita menyoroti hal tersebut. Dalam artikel
“Lima cara tergila sensor seksualitas perempuan”, Iran ditempatkan pada urutan
pertama yang memiliki cara paling gila. Disebutkan pada artikel yang dipublish
19 Juli 2013 bahwa Iran menyensor semua yang dianggap mengundang hawa nafsu
tidak peduli dalam adegan apapun yang ditampilkan di televisi. Misalnya saja
perempuan memakai busana kemeja memperlihatkan lekuk tubuh, mereka menaruh
gambar pot bunga demi menutupi lekukan itu.
Adegan intim
laki-laki dan perempuan pada film-film Barat, seperti percakapan di atas sofa
dan perempuan bersandar di bahu lelaki juga mengalami sensor. Bahkan Pemerintah
Iran tidak segan sama sekali menghilangkan sosok perempuan yang terlalu
menonjolkan sensualitas dalam film. Begitu pula jika ada adegan lelaki tidak
mengenakan baju. Tiba-tiba sensor membuat efek baju menutupi tubuh si lelaki.
Bahkan sensor
ketatpun berlaku pada film kartun sekalipun.
Pada Film Despicable Me 2 misalnya. Sebuah film animasi komputer 3D yang didistribusikan oleh Universal Pictures, juga menjambangi Iran dan diputar pertama
kali di TV Pooya, salah satu stasiun TV Iran yang khusus menyiarkan program TV
anak-anak.
Film popular
tersebut berkisah tentang tentang Gru yang tidak lagi menjadi seorang
penjahat setelah memiliki tiga anak perempuan yang diadopsinya yaitu Margo,
Edith, dan Agnes dari Vector di film pertama (Despicable Me). Waktu disiarkan pertama kali oleh TV Pooya,
saya menontonnya bersama istri dan anak-anak. Film tersebut digandrungi kedua anak
saya, karena memang alur ceritanya menarik dengan tekhnik animasi yang luar
biasa canggih. Penasaran dengan alur kisah lengkapnya, karena saat menontonnya
ada penggalan-penggalan cerita yang tampak tidak nyambung, Istripun menonton versi
lengkapnya via internet. Dan memang tidak sedikit scene yang kena sensor. Dalam
flm versi TV Pooya tidak ada adegan keakraban antara Gru dan Lucy termasuk
adegan ciuman keduanya pasca pesta pernikahan, maupun cerita tentang jatuh
cintanya Margo pada anak laki-laki Eduardo yang tampan, yang kemudian pada
akhirnya patah hati. Scene tentang kisah asmara remaja tersebut digunting
habis-habisan dari pita film.
Tidak hanya
itu, tokoh-tokoh perempuan yang menampilkan pakaian terbuka bahkan dihilangkan
sama sekali dalam cerita, kecuali Lucy yang memang merupakan salah satu tokoh
utama film. Solusinya? Tim kreasi stasiun TV Pooya mengeditnya dengan
memberikan warna pada kulit Lucy yang terbuka, sehingga yang tampil dalam
cerita film yang durasinya berkurang drastis setelah mengalami penyuntingan
tersebut adalah Lucy yang tidak lagi berpenampilan seksi. Efek warna biru yang
diberikan pada kulitnya yang terbuka tampak seperti baju yang dikenakan
menutupi tubuhnya. Film populer Sponge Bob yang juga digemari anak-anak di
Indonesia, oleh badan sensor film Iran, tidak luput dari penyuntingan. Karakter Sandy Cheeks dalam film kartun tersebut, yang kadang
hanya tampil dengan pakaian bikini juga mengalami pengeditan, dengan memberikan
efek warna biru, sehingga tampak menggunakan pakaian lengkap yang menutupi
sampai lutut.
Tampak betapa
keras dan tegasnya pemerintah Iran dalam menjauhkan tontonan yang tidak sehat
untuk rakyatnya. Untuk film-film dan program TV impor maka pemerintah melakukan
sensor tanpa ampun untuk adegan yang dinilai menabrak etika dan untuk pembuatan
film lokal maka badan sensor menetapkan aturan yang ketat. Meski demikian bukan
berarti perfilman di Iran mengalami kelesuan dan menjadi berkurang
kreativitasnya. Bukan hanya menyajikan film-film berkualitas yang sehat dan
ramah bagi penontonnya, bahkan tidak sedikit film produksi Iran meraih prestasi
diajang festival perfilman internasional. Sebut saja misalnya film Jodái-e
Náder az Simin (Perpisahan Nader dan Simin) yang lebih dikenal di dunia dengan
judul "A Separation" telah memenangi penghargaan Oscar untuk kategori
film berbahasa asing pada tahun 2012 dan meraih lebih dari 50 penghargaan
internasional lainnya.
Kemenangan revolusi Islam Iran yang menempatkan
tidak sedikit para Mullah yang berposisi sebagai pengambil kebijakan justru
mendorong bangsa Iran untuk semakin meraih prestasi. Tidak terkecuali dalam
bidang perfilman dan seni. Selama lebih dari tiga dekade kemenangan Revolusi
Islam Iran, para aktor, aktris dan sutradara Iran berhasil meraih tidak kurang
dari 2100 penghargaan Internasional. Film Iran tampil secara elegan dan
bermartabat dipanggung internasional, menjadi alternatif di tengah derasnya
arus perfilman Barat yang getol menyajikan aksi kekerasan dan adegan
seksual.
Dari berbagai
program siaran televisi yang disajikan, tampak nyata Pemerintah Iran
menjalankan tugasnya dalam memfilter penetrasi budaya asing yang dapat merusak
generasi muda dan budaya bangsanya yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.
Badan Sensor bukan hanya fokus menyorting tontonan anak-anak, pada program
TV yang ditujukan pada orang dewasa sekalipun. Iran yang dipimpin para
mullah tentu tahu, betapa negatifnya efek yang ditimbulkan dari pandangan mata
yang diumbar dan dari lekukan tubuh perempuan yang dieksploitasi.
Sebagai Republik Islam, Iran menjadikan
pandangan ulama sebagai rujukan penting dalam pengambilan kebijakan publik.
Yang tentu saja pandangan itu digali dari pesan-pesan Al-Qur’an hadits. Berdasarkan
Al-Qur’an surah An-Nur ayat 30 dan 31, Islam menetapkan laki-laki dan perempuan
untuk menjaga pandangannya pada hal-hal yang dapat menjerumuskan pada dosa dan
kemaksiatan yang lebih besar, dan secara khusus pada perempuan terdapat
larangan untuk menampakkan perhiasan kecuali yang biasa nampak darinya.
Pemerintah Iran telah memulainya dari
melindungi anak-anak dari tontonan yang tidak sehat. Bagaimana dengan di negara
kita sendiri?. Tentu kita begitu sangat mendambakan, anak-anak kita menonton
serial TV kesukaannya tanpa perlu ada kekhawatiran, kelak mereka terjerembab
dalam lumpur pornografi yang akan merusak masa depan mereka.
Ismail Amin, sementara menetap di Iran
WhatsApp 085 244 015 689
BalasHapusTerimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D
WhatsApp 085 244 015 689
Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D