Posted by : ismailamin
Minggu, 19 April 2015
Meskipun
mayoritas warga Iran muslim bermazhab Syiah, bahkan dasar Negara Iran yang
memproklamirkan diri sebagai republik Islam adalah Islam mazhab Syiah Itsna
Asyariah namun hak-hak politik dan kebebasan menjalankan agama dan keyakinan
kelompok minoritas tetap mendapatkan tempat dan perhatian penuh pemerintah,
termasuk komunitas Ahlus Sunnah di Iran.
Republik Islam yang digagas Imam
Khomeini ra dibangun atas dasar persatuan dan semangat kebersamaan, laa Sunni wa laa
Syi’ih, bukan Sunni, bukan pula Syiah, menjadi semboyannya.
Itu sebabnya lebih dari 3 dasawarsa berdirinya Negara Islam Iran, tidak pernah
terjadi konflik atau polemik berarti antara komunitas Sunni dan Syiah. Tidak
sebagaimana Negara-negara tetangga lainnya, seperti Pakistan, Afghanistan,
Bahrain dan Irak yang sampai hari ini masih menyisakan tragedi pilu yang
berdarah-darah yang disebabkan konflik yang tidak berkesudahan antar warganya
sendiri karena perbedaan mazhab, terlepas dari berbagai teori konspirasi
dibaliknya.
Tidak
bisa dipungkiri, Sunni dan Syiah memiliki sejumlah perbedaan pandangan dalam
memahami dan menafsirkan nash-nash agama. Namun perbedaan antar keduanya, tidak
menyebabkan salah satu dari keduanya keluar dari barisan Islam ataupun
dijadikan alasan untuk saling bertikai dan menghabisi satu sama lain, sebab
masih tetap berdiri pada pondasi agama yang sama: Tuhan, Nabi, kitab dan kiblat
yang sama.
Termasuk dalam meyakini tarikh kelahiran Nabi Muhammad Saw, diantara
kedua mazhab besar Islam ini terdapat perbedaan pendapat. Kelompok Sunni
mayoritas meyakini Nabi Muhammad Saw lahir pada 12 Rabiul Awal sementara jumhur
ulama Syiah meyakini Nabi lahir pada 17 Rabiul Awal.
Di Iran perbedaan
pandangan tersebut justru dipandang positif dengan menjadikannya sebagai
momentum persatuan Sunni-Syiah. Imam Khomeini menelurkan ide cemerlang, 12-17
Rabiul Awal setiap tahunnya ditetapkan secara nasional sebagai pekan persatuan,
yang dalam bahasa setempat disebut, Hafteh Wahdat. Selama hari-hari ini, dua
komunitas Islam tersebut menjadi panitia bersama dalam event-event besar
memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. Antar ulama dan tokoh-tokoh keduanya
saling bersilaturahmi satu sama lain, tidak jarang hauzah [lembaga pendidikan
keagamaan] di Iran diliburkan dari aktivitas akademik selama sepekan itu untuk
menyukseskan penyelengaraaan kegiatan-kegiatan bersama yang mereka lakukan.
Tahun
ini secara nasional, ulama Sunni dan Syiah Iran menyelenggarakan peringatan
Maulid Nabi Muhammad Saw di Masyhad, selasa [6/1] yang mengambil tema,
“Rahmatal lil ‘alamin”. Hadir dua ratusan tokoh Islam dari kedua komunitas
tersebut, dan saling berganti mimbar untuk menyampaikan keagungan dan kemuliaan
Nabi Muhammad Saw yang sama-sama mereka hormati dan yakini kebesarannya. Melihat berita kegiatan tersebut dari televisi maupun yang saya baca di Koran,
terpampang jelas adanya keakraban dan keharmonisan dari kedua komunitas
tersebut. Dari interaksi dan cara mereka saling memuliakan, tampak nyata adanya
tradisi saling mengormati dan menghargai yang mereka bangun.
Tidak sebagaimana yang saban hari dijejalkan
media-media takfiri di Indonesia yang mempublish berita-berita seram mengenai adanya
kerenggangan jarak antara keduanya, bahwa di Iran komunitas Sunni yang minoritas
ditindas dan mendapatkan perlakuan yang sewenang-wenang dari komunitas Syiah
yang mendominasi pemerintahan dan kekuasaan, tidak jarang bahkan sampai
digantung hanya karena tidak mau meyakini ajaran Syiah. Bahkan diantara
pemberitaan mereka, komunitas Sunni di Iran dicekal dan tidak mendapat hak dan
ruang untuk mereka menjalankan ibadah sebagaimana yang mereka yakini. Adanya Hafteh Wahdat menjungkalkan pengklaiman
dan tuduhan mereka yang memang tidak berdasar atas realitas yang terjadi di
Iran sama sekali.
Selain acara seminar-seminar berkaitan dengan
Nabi Muhammad Saw, tiap tahunnya Pekan Persatuan diisi pula dengan lomba-lomba
bertemakan maulid dan persatuan umat Islam, baik itu lomba penulisan karya
tulis ilmiah, ceramah, pembuatan film pendek dan lain sebagainya. Di Tehran,
sebagai ibu kota negara, setiap tahunnya diselenggarakan konferensi
internasional persatuan Islam yang mengundang ulama-ulama dan cendekiawan
muslim dari berbagai negara. Untuk tahun ini, Konferensi Internasional
Persatuan Umat Islam terselenggara untuk ke-28 kalinya. Berlangsung di Tehran
selama dua hari, 7-9 Januari 2015 yang bertepatan
dengan 15-17 Rabiul Awal 1436 H, Konferensi ke-28 dengan tema, “Umat
Satu, Kendala dan Solusinya” tersebut dihadiri 600-an ulama Sunni dan Syiah
dari 69 negara dunia.
Namun disayangkan, upaya ulama-ulama Islam yang
menyadari akan pentingya persatuan Islam ini berusaha digagalkan oleh
segelintir pihak tertentu yang tidak menyukai hal tersebut terjadi. Tidak
sedikit skenario dan konspirasi yang dibuat sedemikian matang untuk menjegal
misi persatuan yang tengah digencarkan.
Dari dalam internal Islam, muncul ISIS
yang berjubah Islam dan mengatasnamakan agama namun malah merusak citra Islam
dengan serangkaian aksi brutal dan keji mereka. Ketika dunia Barat sudah
menampakkan simpatik dan kecenderungan untuk mengenal Islam, dunia dihebohkan
dengan aksi penyerangan kantor majalah Charlie
Hebdo di Paris Perancis yang merenggut nyawa 16 orang korban. Terlepas
dari berbagai teori konspirasi yang muncul dibaliknya, yang menjadi tertuduh
dalam aksi penyerangan tersebut adalah kelompok Islam. Tidak sedikit warga
Perancis bereaksi keras, dan menyerang masjid-masjid dan kembali mempopulerkan black
campaign yang sempat tenggelam, “Setiap muslim, sudah pasti teroris.”
Tapi, sebagaimana pesan Presiden Iran, Dr.
Hasan Ruhani dalam sambutannya dalam Konferensi Internasional Persatuan Islam
ke-28 di Tehran, “Nabi Muhammad Saw membentuk umat yang satu di bawah naungan
wahyu Ilahi. Nabi meminta kita untuk meniti jalan ini dan melanjutkannya.” Oleh
karena itu, tetap meniti jalan Kenabian memang berat, tapi umat Islam harus
tetap bisa menempuhnya, karena persatuan Islam adalah kebutuhan dunia Islam
yang tidak bisa ditawar-tawar.
Ismail Amin, sementara menetap di Iran
[Dimuat di Majalah Itrah edisi Maret 2015]
Related Posts :
- Back to Home »
- Iran , Wahdah Islamiyah »
- Peringatan Maulid di Iran dan Pekan Persatuan Islam
WhatsApp 085 244 015 689
BalasHapusTerimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D
WhatsApp 085 244 015 689
Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D